Monetag

Navigation

Bagimana Penyelesaian Kasus Deiyai Berdarah 01 Agustus 2017?

Photo Oneibo Berdarah 
01 Agustus 2017

Detik Free  Media West Papua -- Kami menerbitkan ulang terkait kasus Deiyai berdarah ini adalah kronologisnya:

Kronologis Oneibo berdarah. Menembak Mati 1 Orang Masyarakat Sipil dan Melukai 10 Orang Masyarakat Sipil di Kabupaten Deiyai Papua.

Kasus Kekerasan di Kampung Oneibo, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai (Papua) yang terjadi pada Selasa, 01 Agustus 2017 telah menarik perhatian publik baik daerah maupun nasional, bahkan internasional. Hal itu disebabkan karena dalam kasus tersebut telah menelan korban belasan warga sipil hingga ada pula yang akhirnya tak bisa tertolong sekalipun sempat mendapatkan perawatan medis. Selain banyaknya jumlah korban, kasus tersebut terkesan adanya tindakan represif yang dilakukan oleh Pasukan Gabungan Polisi dan Brimob dari Satuan Polres Paniai.

Kasus kekerasan ini merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam sehari, yakni:

Tanggal Kejadian 01 Agustus 2017

Waktu Kejadian Pukul 16.30 (Waktu Papua)

Tempat Kejadian Oneibo Desa Oneibo Distrik Waghete Kabupaten Deiyai Propinsi Papua. Jarak 10 km dari Ibu Kota Kabupaten Waghete.

Pelaku Kejadian Brimob BKO Polda  Ke PT. Dewa  Krisna  Kabupaten  Deiyai

Korban Kejadian Terlampir (Baca Data Korban)

KRONOLOGIS

1 Agustus 2017 Pukul 07:30 WP , beberapa anggota masyarakat bertemu di pinggir kali Oneibo,  Mereka bagi giliran moloh Ikan di kali , 3 orang lebih dulu di kali yang ke-4  KASIANUS DOUW  dia yang moloh, moloh pertama KASIANUS DOUW antar  3 ekor ikan, moloh kedua Kasianus masuk kembali ke dalam air. Kasianus lama naik maka teman-temannya cek ke dalam air  mereka dapat dia,  langsung angkat Kasianus taruh di pinggir kali Oneibo. Mereka melihat  ada nafas,  teman-temannya  melihat ada parkir mobil Ailux sehingga cepat-cepat pergi minta tolong kepada kepala tukang pembangunan Jembatan Oneibo. “Pak tolong antar teman ini ke RSUD Uwibutu Madi,karena ada nafas.” Kepala tukang menjawab  saya bisa bantu tetapi apabila dalam perjalanan  terjadi apa-apa nanti  masyarakat persalahkan saya jadi saya tidak bantu. Karena kepala tukang menolak maka , masyarakat itu naik ojek pergi ambil di terminal Waghete, ambil mobil Ailux  langsung menuju ke tempat kejadian .

Pukul 10:30 WP masyarakat menaikkan korban ke mobil Ailux  langsung menuju ke RSUD Uwibutu Madi Kabupaten Paniai, mereka sampai di Jembatan Pugoo  Kasianus Douw tarik nafas terakhirnya, tetapi masyarakat tetap bawa  dia ke rumah sakit, langsung  masuk ruang  UGD , mereka taruh di atas tempat tidur.  Dokter langsung periksa lalu mengatakan  dia sudah meninggal dalam perjalanan ini, kalau kamu bawa sebelum 5 menit kita selamatkan tetapi sudah terlambat jadi dia meninggal dunia.

Pukul 1.30 WP  mayat dibawa kembali ke rumahnya di Oneibo, keluarga bersama masyarakat mengatakan kalau kepala tukang bantu kami  antar  Kasianus Douw pasti nyawanya bisa tertolong tetapi kamu tidak bantu kami sehingga dia meninggal dunia . Lalu anak-anak dan pemuda Oneibo  tarik tenda yang di pasang di depan camp itu langsung robek. Di dalam camp itu ada 3 orang tukang, anak-anak itu sampaikan jangan takut, lalu anak-anak itu antar 3 orang tukang itu sampai di atas.

Pukul 2: 00 WP 2 anggota Brimob lengkap dengan senjata  dan 1 anak buah PT Dewa datang di camp lalu anak-anak itu mengusir keluar dari lokasi proyek ke bagian atas, lalu mereka bertiga kembali ke arah Waghete.

Pukul 3. 20: WP Purnawiraan TNI Elias Pakage bersama Philipus Pekei mau pergi ke Kantor Dewan   di Tigido  untuk selesaikan secara kekeluargaan sehingga telpon ke Kepala Desa, Kepala Suku dan seorang tokoh masyakakat untuk  bersama-sama ke kantor  PT. Dewa untu mencari solusi penyelesaikan. Kepala Desa, Kepala Suku dan seorang tokoh masyakakat  sampai di depan SD Inpres  Bomou  ada    Mobil Patroli Brimob, Mobil  Patroli Dalmas Polsek  dan 1 mobil milik   PT Dewa dan 1 truk dengan penumpang para tukang, mereka lewat, lalu kepala Desa angkat tangan  atau salam tetapi  Brimob dan polisi  Dalmas Polsek lewat saja, sehingga Kepala Desa, Kepala Suku dan seorang tokoh masyarakat kembali ke Oneibo.  Mobil PT Dewa dan 1 truk  dengan penumpang tukang-tukang itu parkir di tempat kosong tidak masuk ke lokasi proyek. Sedang  Mobil Patroli Brimob langsung masuk lokasi proyek  namun dikuasai anak-anak dan pemuda-pemuda sehingga  Mobil Brimob parkir di tingkungan kurang lebih 20 meter dari camp.  Dari tingkungan itu Brimob BKO Polda ke PT Dewa,  6 anggota Brimob turun dari mobil bersama 4 orang asli Papua dan 2 orang pendatang turun dari orang cari  gara-gara (?) kepada  anak-anak dan pemuda-pemuda itu sehingga  anak-anak dan pemuda-pemuda ambil  batu, ambil  kayu   dan 1 orang bawa panah  mengusir Brimob.  Anton Pekey kepala Desa Oneibo  dengan pakaian kebesarannya Garuda di dada lalu amankan kedua belah pihak,  dia mengatakan aman-aman tetapi anak-anak dan pemuda-pemuda tetap kejar Brimob. Brimob pancing anak-anak sampai di sebelah jalan, yang tidak ada perumahan masyarakat. Di situlah Brimob mulai melakukan penembakan.

Pukul 2.30 WP.  Bapak Marthinus Pekei  ( 51 tahun)  sedang sakit di rumah, karena penembakan rentetan sehingga dia  kaget  langsung menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Pukul 4. 25 WP anak-anak dan pemuda itu  lempar batu kecil kena bahu seorang Brimob  asal  Papua, ini  menjadi alasan untuk melakukan  penembakan  brutal itu dimulai, tidak ada peringatan langsung tembak ke arah anak-anak dan pemuda itu.   Jarak  antara Brimob dan  anak-anak dan pemuda   kurang 4 meter,  di tengah-tengahnya   Kepala Desa Oneibo    berdiri menghadap ke Brimob lalu angkat tangan, lalu teriak  jangan tembak mari kita damai, jangan tembak mari kita damai tetapi Brimob tetap tembak terus, peluru lewat di atas kepala dan bahu, peluru juga lewat  di bawah kaki kepala desa. Kepala desa melihat ke belakang  anak-anak  semua jatuh  langsung lari masuk di got atau kolam.

Brimob langsung naik ke Mobil Patroli, sebelum Brimob itu naik ke Mobil Brimob  dengan teriak mengatakan KAMU JAGO MANA KAMU PUNYA SENJATA ITU  Brimob itu langsung naik ke mobil Patroli kembali ke ke kantor PT. Dewa. Pada Saat Brimob melakukan penembakan itu Polisi  Dalmas Polsek  Waghete  nonton dari  atas mobil patroli. Dan pada waktu Brimob mundur mobil-mobil ini mundur perlahan-lahan.

Pukul 5.15 WP   masyarakat langsung hubungi mobil,  kebetulan kepala Distrik juga  ada di  TKP langsung angkat beberapa korban ke rumah sakit Waghete,  sedangkan   Yulianus Pigai  masyarakat pikul jalan kaki sampai SD Inpres. Pak Viktor  Pekei jemput tukang yang  sedang buat rumahnya, Yulianus dinaikkan ke  mobil itu langsung antar ke rumahnya.

02 Agustus 2017 pukul 9 30 WP, mayat Yulianus Pigai dari RSUD Waghete diantar  ke kantor Mapolsek Waghete.

03 Agustus 2017 pukul 10;00 WP Kasat Brimob  Polda Papua berkujung  ke Waghete lalu tatap muka dengan masyarakat Deiyai. Saat itu Kasat Brimob mengatakan :

Yulianus Pigai di panggil oleh Tuhan.

Mari Kita jaga kedamaian di Kabupaten Deiyai, kita tidak boleh dengar provokator yang menghancurkan kita.

Anak buah kami yang melakukan kekerasan terhadap masyarakat. Kami berjanji tetap lakukan proses hukum  tidak, ada orang yang  kebal hukum.

Tanggapan Masyarakat  atau  Kampung yang menjadi Korban Kekerasan :

Anak-anak yang ditembak ini tidak pernah buat kesalahan terhadap Negara NKRI tetapi mereka ditembak dengan  alat Negara

Keluarga dan masyarakat minta Barang Bukti kesalahan masyarakat Oneibo kepada pihak kepolisian.

Yulianus Pigai ini Brimob  yang tembak maka Brimob yang kuburkan.

Setelah tembak mati dan melukai masyarakat sipil Anggota Brimob dengan teriak mengatakan mana kamu punya senjata itu. Masyarakat Oneibo minta kepada Bapa ambil sudah senjata yang kami sembunyikan itu.

Sekarang ini kami sangat benci TNI/POLRI dan negara ini karena mereka ini yang menembak kami terus kami salah apa. Mungkin kami kulit hitam dan rambut keriting itu yang kamu bunuh-bunuh kami terus.

Pukul 10:00 WP   Pemuda-pemuda mengadakan pemalangan  di  Gunung Iyadimida sebagai bentuk protes  masyarakat Papua  terhadap Aparat Brimob yang menembak masyarakat  secara brutal.

04 Agustus 2017 pukul 09 00 WP Jenazah Yulianus Pigai dibawa ke Oneibo dari Kantor Mapolsek Waghete.

Pukul 11 30 WP,  Yulianus Pigai dimakamkan di samping rumah keluarganya.

Pukul 1 00 WP s/d pukul 2. 00 WP Pertemuan Orang  tua Yulianus Pigai dengan berbagai pihak, mereka meminta kronologis kejadian, lalu kepala desa menceritakan awal mulainya kejadian.

Pukul 11 00 WP  Brimob membuka palang di gunung Iyadimida.

Pukul  02. 00 WP s/d 04.30 WP, pihak gereja, wartawan dan aktivis HAM  dengan Kepala Desa, Keluarga korban dan tokoh masyarakat Oneibo , menggelar pertemuan untuk membicarakan  seputar awal mulai peristiwa sampai korban berjatuhan.

05 Agustus 2017 pukul 9.30 WP  Tim Mabes POLRI dan Reserse Polda Papua   turun ke lokasi kejadian untuk olah TKP tetapi keluarga menolak sehingga Tim Mabes POLRI, Kasat Reserse Polda Papua   didampingi Bupati Deiyai, Bupati Nabire bersama  KOMNAS  HAM Perwakilan Papua  turun di kampung Oneibo, tidak mau terima  tetapi Bupati Deiyai ada dalam tim itu   sehingga masyarakat Oneibo menerima. Sehabis pertemuan itu masyarakat Oneibo  umumkan bahwa siapapun datang masyarakat tutup mulut dan tidak akan memberikan  data TKP di Oneibo.

Pukul 12 30 WP  Brimob membawa bama dan uang untuk diserahkan kepada  kedua pasien atas nama  ( Marinus Dogopia dan Yulior Pakage )  yang sedang opname di RSUD Siriwiniu Nabire. Korban dan keluarga menolak atas bantuan itu , namun Brimob  secara paksa  taruh bama itu   di lantai  dan uang itu secara paksa dikasih masuk dalam  gengaman tangan kedua  pasien  lalu Brimob itu cepat-cepat keluar. Keluarga sedang cari  orang atau dengan cara bagaimana uang dan barang itu kembali ke Brimob sendiri.

Brimob Mengatakan Mana kamu punya senjata itu ambil sudah. Kalimat di atas ini  diungkapkan oleh  Brimob setelah selesai penembakan dilakukan terhadap masyarakat sipil.  Apa yang diungkapkan oleh Brimob ini sangat besar maknanya  dan  perlu selidiki secara mendalam,  apa yang  di sampaikan Anggota Brimob  ini satu strategi yang di terapkan oleh TNI/POLRI  untuk kriminalisi masyarakat Papua. Ungkapan ini mencap bahwa semua Orang Asli Papua adalah OPM sehingga harus ditembak habis.

Tanggapan Masyarakat Oneibo

Kami tidak pernah buat kesalahan terhadap Brimob,  PT Dewa Krisna atau Negara RI   oleh karena itu :

Brimob BKO Polda Papua yang ada di Waghete, Paniai dan Dogiyai segera tarik  tanpa alasan.

Kami minta dengan Hormat Kepada Gubermur Papua dan Bupati  Dogiyai, Deiyai dan Paniai  tidak memberikan proyek bentuk apapun kepada PT Dewa Krisna.

Kami meminta dengan hormat Kepada Dewan HAM PBB segera meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk mengirim pelapor khusus  PBB masuk di Papua.

1 orang ditembak mati dan melukai 10 orang ini, Presiden Joko Widodo harus bertanggung jawab karena Brimob mengunakan alat Negara.

Analisis:

Sekarang ini Masyarakat Asli Papua sangat benci terhadap TNI/ POLRI.

Kehidupan masyarakat Papua sekarang sama seperti kehidupan tahun 1960 an

Tindakan Brimob di pedalaman Papua adalah tidak ada kata peringatan atau di tanya-tanya sebab akibat   tetapi langsung eksekusi  atau mengadakan penembakan.

Selama ini kebiasaan  Petinggi Negera  Republik Indonesia  adalah  anak-buahnya sudah tembak mati  masyarakat Papua  lalu minta maaf dari belakang atau janji-janji padahal janji  itu tidak di lalukan hanya penenang masyarakat asli Papua saja, kalau  masyarakat Asli Papua sudah aman petinggi Negara Indonesia  lupa penyelesaian kasus itu.

Apa yang terjadi di Oneibo tetap akan terjadi di tempat lain juga sebab apa yang disampaikan Brimob “Mana kamu punya senjata itu ambil sudah” itu kata turunan dari atasan sehingga pasti masyarakat asli Papua akan korban sama seperti Oneibo.

Demikian Laporan penembakan 11 orang masyarakat sipil di Oneibo oleh Brimob BKO Polda Papua ke PT Dewa Krisna, Kabupaten Deiyai , atas kerja sama yang baik diucapkan banyak terima kasih

DATA KORBAN

Identitas Korban dalam Kasus Berdarah 01 agutus 2017 di Kampung Oneibo ialah sebagai berikut:

Korban 1.

Nama Yulianus Pigai.

Umur 27 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SMA.

Sasaran Luka Luka tembak di perut dan paha di dekat alat kelamin.

Kondisi Meninggal dunia di RSUD Deiyai setelah dua jam dirawat para medis.

Korban 2.

Nama Titus Pekei.

Umur 30 Tahun.

Alamat Kampung Meyepa.

Status Pemuda Kampung

Sasaran Luka Luka tembak di betis kaki kanan.

Kondisi 

Dirawat di RSUD Deiyai dan pulang ke kampung.


 Korban 3.

Nama Esebius Pakage.

Umur 10 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SD.

Sasaran Luka Luka tembak di telapak tangan.

Kondisi 

Dirawat di RSUD Deiyai dan pulang ke kampung.


 Korban 4.

Nama Marinus Dogopia.

Umur 23 Tahun.

Alamat Kampung Meyepa.

Status Pemuda Kampung.

Sasaran Luka 

Luka tembak disebelah kiri pantat.


Kondisi 

Keluarga membawa pasien ke RSUD Paniai, namun kemudian dijemput kembali ke Deiyai untuk selanjutnya dirujuk ke RSUD Nabire.


 Korban 5.

Nama Melkias Pakage.

Umur 14 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SMP.

Sasaran Luka Luka tembak di tangan kanan.

Kondisi 

Dirawat di RSUD Deiyai dan pulang ke kampung.


 Korban 6.

Nama Delianus Pekei.

Umur 20 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SMA.

Sasaran Luka Luka tembak di dagu, betis dan tangan.

Kondisi. 

Dirawat di RSUD Deiyai. Oleh karena kondisinya berat, maka pasien tersebut dirujuk ke RSUD Nabire. Namun, dalam perawatan di RSUD Nabire mengalami kendala akibat kondisi pasien yang kritis, maka pasien tersebut dirujuk lagi ke Jayapura. Pasien diterbangkan dari Nabire ke Jayapura bersama Tim Medis pada Jumat, 04 agustus 2017.


Korban 7.

Nama Penias Pakage.

Umur 14 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SMP.

Sasaran Luka Luka tembak di tangan kanan.

Kondisi 

Dirawat di RSUD Deiyai dan pulang ke kampung.


 Korban 8.

Nama Yunior Pakage.

Umur 14 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SMP.

Sasaran Luka Luka tembak di tumit kaki.

Kondisi 

Dirawat di RSUD Deiyai dan pulang ke kampung.


 Korban 9.

Nama Yohanes Pakage.

Umur 23 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SMA.

Sasaran Luka Patah Tulang Paha.

Kondisi 

Dirawat di RSUD Deiyai. Oleh karena kondisinya berat, maka pasien tersebut dirujuk ke RSUD Nabire. Namun, dalam perawatan di RSUD Nabire mengalami kendala akibat kondisi pasien yang kritis, maka pasien tersebut dirujuk lagi ke Jayapura. Pasien diterbangkan dari Nabire ke Jayapura bersama Tim Medis pada Jumat, 04 agustus 2017.


 Korban 10.

Nama Amos Pakage.

Umur 27 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SMA.

Sasaran Luka Luka tembak di kaki kiri.

Kondisi 

Dirawat di RSUD Deiyai dan pulang ke kampung.


 Korban 11.

Nama Akubertus Mote.

Umur 11 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SD.

Sasaran Luka Luka tembak di pinggul.

Kondisi 

Dirawat di RSUD Deiyai dan pulang ke kampung.


 Korban 12.

Nama Sebastianus Pakage.

Umur 15 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Pelajar SMP.

Sasaran Luka 

Luka tembak di telapak kaki.


Kondisi 

Dirawat di RSUD Deiyai dan pulang ke kampung.


Korban 13.

Nama Martinus Pekei.

Umur 51 Tahun.

Alamat Kampung Oneibo.

Status Petani

Sasaran Korban 

Kaget dengar bunyi tembakan dalam kondisi sakit dan meninggal dunia.


Kondisi 

Korban sedang sakit dan dirawat keluarganya di rumah yang kebetulan  datang Tragedi Oneibo berdarah pada tanggal 17 Agustus 2022.

 Selamat datang melawan lupa Tragedi Oneibo berdarah pada tanggal 1 Agustus 2017-1 Agustus 2022.

Report Media
 

Share
Banner

Post A Comment:

0 comments:

Silahkan komentar yang terbaik dan anda akan mengetahui terkait Papua Barat.